Jumat, 19 Agustus 2011

AQUAPLANING & HYDROPLANING

Aquaplaning atau hydroplaning adalah peristiwa pemantulan (lontaran) pesawat terbang ke atas dari permukaan landasan karena pesawat mendarat pada landasan yang becek atau basah dan menyebabkan sistem pengereman pesawat tidak bekerja sempurna. Peristiwa ini sangat berbahaya ketika pesawat mendarat dengan kecepatan 200km/jam. Kondisi pesawat dapat diibaratkan seperti batu pipih yang dilontarkan secara mendatar pada permukaan air sehingga batu terlontar beberapa kali pada permukaan.
(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

Aquaplaning (Istilah yang umumnya digunakan di negara Eropa dan Asia) atau disebut juga dengan Hydroplaning di Amerika, pada kendaraan bermotor adalah fenomena dimana roda-roda kendaraan melayang diatas permukaan lapisan air. Hal ini dapat terjadi biasanya ketika pada musim penghujan. Air hujan membentuk lapisan antara ban dan permukaan jalan, mengangkat ban dari permukaan jalan, sehingga pengendalian dan pengereman tidak efektif karena ban seolah melayang antara permukaan air dan permukaan jalan.

Gejala aquaplaning : 
Ada 2 tanda-tanda anda sedang mengalami aquaplaning, yaitu bagian belakang kendaraan bergoyang kekiri atau kekanan dan kedua roda kemudi tiba-tiba terasa enteng yang kemudian dikuti bagian muka kendaraan mengarah arah lain. Jika itu sudah terjadi, ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi, diantarnya :
• Pengemudi akan hilang kendali terhadap kendaraannya, lintasan kendaraan akan melebar atau mungkin bahkan terjungkal.
• Stopping distance pada saat pengereman akan semakin panjang.


Faktor Penyebab :
• Type Alur ban (kembang ban) dan ketebalan ban (tire tread depth)
Sejalan berkurangnya ketebalan ban dan alurnya, maka kemampuan ban untuk resist/menyikapi aquaplaning menjadi berkurang. Alur yang rapat pada permukaan ban akan membuat terhambatnya pemecahan air, traksi (tarikan) permukaan ban akan segera hilang ketika kendaraan melintasi permukaan air,

•Ukuran & Bentuk ban akan mempengaruhi exposure dari aquaplaning. Semakin lebar permukaan ban dengan grip/alur yang rapat akan membuat semakin cepat terjadinya aquaplaning,

• Tekanan angin.
Angin yang berlebih membuat traksi roda akan berkurang,

• Ketinggian permukaan air.
Semakin tinggi permukaan air maka semakin mempercepat berkurangnya traksi roda walaupun pada kecepatan pelan. Ketinggian air yang tipis pada kecepatan diatas 60Km/jam membuat kendaraan mengalamin aquplaning,

• Permukaan jalan
Aspal akan mudah membuat aquaplaning dibandingkan dengan permukaan beton seperti di jalan tol.

• Bobot kendaraan.
Semakin ringan kendaraan akan semakin mudah terjadinya aquaplaning.

Pada saat mengemudi di dalam hujan, ada beberapa hal yang sebaiknya harus dipahami oleh seorang pengemudi.
• Jarak pandang akan berkurang.
• Traksi roda berkurang dan ini akan mempengaruhi kualitas kendali, khususnya pada saat pengereman dan menikung. Hal ini juga dapat menyebabkan jarak pengereman akan semakin panjang.
• Aquaplaning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar